Cerita Murid yang Jadi Preside


Kamis, 31 Desember 2009 , 07:47:00
Cerita Murid yang Jadi Presiden

TOKOH terakhir yang ditemui Gus Dur sebelum meninggal adalah KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. Secara khusus, Gus Dur datang ke Rembang, Jawa Tengah, untuk menemui Gus Mus di kediamannya di kompleks Pondok Pesantren Raudlatul Tholibin, pada 24 Desember lalu.

’’Saya bertemu selama tiga jam di rumah. Ya ngobrol macam-macam, soal keluarga, kawan-kawan lama, biasalah guyon-guyon.’’ Kata Gus Mus saat dihubungi malam tadi.

Gus Dur dan Gus Mus memang sangat dekat. Menurut Gus Mus, dia mengenal Gus Dur sejak berusia 19 tahun. Keduanya sama-sama pernah kuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Namun Gus Dur tidak sampai tamat dan melanjutkan kuliah ke Irak.

Dalam pertemuan di rumah Gus Mus tersebut, Gus Dur membicarakan teman-temannya yang sudah wafat. ’’Termasuk kiai Wahab Rembang yang baru saja meninggal,’’ kata kiai kelahiran 10 Agustus 1944 itu. Namun saat itu Gus Mus tidak melihat itu sebagai firasat bahwa Gus Dur akan pergi selama-lamanya.

Gus Mus mengaku tidak ingat secara persis percakapan dengan Gus Dur selama 3 jam tersebut. Hanya saja saat itu banyak yang menduga Gus Dur dan Gus Mus membicarakan soal Muktamar NU yang akan berlangsung pada Maret nanti. “Padahal sama sekali tidak ada pembicaraan soal muktamar NU,” kata Gus Mus.

Pembicaraan yang masih diingat detail oleh Gus Mus adalah saat Gus Dur dengan bangga bercerita tentang Presiden Maladewa, Mohamed Nasheed. “Binaan saya di Mesir jadi presiden lho. Kalau kita ke Maladewa jadi tamu negara,” kata Gus Mus menirukan ucapan Gus Dur saat itu.

Menurut Gus Mus, Mohamed Nasheed juga pernah kuliah di Universitas Al Azhar. Selama kuliah, Nasheed cukup dekat dengan Gus Dur. Bahkan Gus Dur menyebut Nasheed sebagai binaannya.

Pertemuan Gus Dur dan Gus Mus itu sebenarnya sudah direncanakan lama oleh Gus Dur. Beberapa kali Gus Dur menelepon dan menyatakan keinginannya untuk main ke Rembang. Beberapa kali tertunda karena berbagai kesibukan keduanya. “Saya juga sempat ke luar negeri,’’ katanya.

Pada 24 Desember itu sebenarnya mereka menjadwalkan bertemu pada sore hari. Jadwal semula, Gus Dur berangkat dari Jakarta pukul 14.30, sebab paginya Gus Dur ingin mampir ke Kedutaan besar Vatikan di Jakarta untuk mengucapkan selamat Natal. Tapi agenda ke Kedubes Vatikan itu dibatalkan. Gus Dur take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 06.00. (tom/kum/jpnn)

http://www.kaltimpost.co.id/?mib=berita.detail&id=48580

Tinggalkan komentar