Amien Rais Tidak Akan Hadir Ke Pertemuan Istana Bogor


Amien Rais Tidak Akan Hadir Ke Pertemuan Istana Bogor
10-7-2001 / 12:55 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) HM. Amien Rais mengatakan tidak akan menghadiri pertemuan pimpinan parpol dengan Presiden Wahid yang rencananya akan digelar di Istana Bogor, Senin (9/7) hari ini. Selain sibuk di Badan Pekerja (BP) MPR, Amien Rais menganggap pertemuan semacam itu sudah tidak ada gunanya lagi.

“Saya tidak akan datang. Besok saya memimpin sidang BP MPR. Lebih baik saya menjaga gawang di MPR dengan sebaik-baiknya daripada nanti SI kacau,” tegas Amien Rais menjawab wartawan di sela acara Jambore Keluarga Amanah di lapangan Dusun Sorobayan, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Minggu (8/7). Kalaupun tidak sibuk, Amien juga menegaskan tidak akan menghadiri pertemuan pimpinan parpol yang diprakarsai Presiden Wahid tersebut. Amien menganggap pertemuan semacam itu sudah tidak ada gunanya lagi mengingat SI MPR tinggal dua minggu lagi.

“Untuk apa, wong dua minggu lagi sudah SI. Nanti malah bisa mengacaukan suasana, bisa memecah konsentrasi dan bisa menimbulkan tanda Tanya bagi rakyat banyak. Daripada menimbulkan salah paham, lebih bagus kita tenang-tenang saja, SI kita gelar setulus mungkin, sejernih mungkin, setransparan mungkin, hasilnya Insyaallah bagus untuk bangsa,” tegasnya.

Menurut Amien Rais, semua kompromi, usulan, pelimpahan wewenang, pembagian wewenang dan sebagainya, paling aman dilakukan melalui SI MPR. “Kalau pertemuan para pimpinan parpol itu bisa membelokkan SI, alangkah ruginya proses demokrasi kita yang sudah demikian matang dan makin bertanggungjawab itu,” tegasnya.

Amien juga menyatakan keyakinannya bahwa Megawati, Akbar Tanjung dan Hamzah Haz tidak akan menghadiri pertemuan pimpinan parpol di Istana Bogor tersebut. “Andaikata Pak Hamzah datang, saya yakin, sebagai politikus ulung beliau mungkin bisa dibelok-belokkan. Saya yakin itu. Pak Akbar saya yakin juga tidak akan datang karena Pak Akbar pernah menyatakan bahwa pertemuan itu tak ada gunanya bila tanpa dihadiri Megawati. Sebab, Megawatilah yang mungkin akan mewarisi kursi presiden kalau pertanggungjawabab Presiden Wahid ditolak,” tegas Amien Rais.

Menanggapi munculnya anggapan bahwa pertemuan semacam itu hanya akan berujung dengan bagi-bagi kursi, Amien menegaskan justru hal itulah yang harus dihindari dengan tidak menghadiri pertemuan. “Justru itu yang harus kita hindari. Sudah sedemikian jauh perjalanan kalau kemudian dimundurkan dengan bagi-bagi kursi, maka akan menimbulkan kemarahan mahasiswa dan rakyat karena seolah-olah para elit itu tidak memikirkan rakyatnya tapi hanya mikir kursi, fasilitas atau bahkan mungkin uang. Itu harus dihindari,” tegasnya.

Bagaimana kalau Presiden Wahid nekad mengeluarkan dekrit kalau rencana pertemuan pimpinan parpol akhirnya gagal? “Kalau dekrit itu dikeluarkan hari Senin, hari Selasa kita akan gelar SI karena kita memang sudah siap,” tegas Amien.

Pada hari yang sama, Amien Rais melantik pengurus DPD PAN Bantul. Pelantikan berlangsung di Balai Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul. Dalam pidato politiknya, Amien mengungkapkan bahwa jajaran TNI dan Polri sudah sepakat untuk segera menyelesaikan tugas nasional yakni SI MPR.

Di hadapan kader-kader PAN Bantul, Amien juga menyinggung perilaku Presiden Wahid yang seenaknya mengganti-ganti menteri. Celakanya, menurut Amien Rais, para mentri yang diangkat itu tidak ada kaitan dengan keahlian yang dimilikinya. “Yang penting menghibur rakyat yang susah ini dengan dagelan yang lebih lucu dari Srimulat,” kata Amien.

Amien juga mengaku telah berbicara dengan sejumlah pimpinan parpol yang pada akhirnya menyadari pernah berbuat salah dengan memilih Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI karena ternyata kurang berhasil dalam menjalankan tugasnya. “Tapi, sudahlah. Nggak usah kita ratapi. Kita sekarang melihat ke depan bagaimana membangun masyarakat dan bangsa ini sebaik-baiknya,” kata Amien. (Heru Cn)

Tinggalkan komentar