Nyimas Rahima Jambi


Tempat Minta Jodoh, Dikunjungi Orang Eropa

Tempat Pemakaman Umum (TPU) Putri Ayu berada di Jalan Kemboja, RT 07, Kelurahan Sungaiputri, Telanaipura, Kota Jambi. Sudah lama pemakaman ini dijadikan warga sebagai pemakaman keramat, karena ada makam Nyimas Rahima atau Putri Ayu. Lalu, bagaimana kondisinya saat ini?
MEMASUKI TPU Putri Ayu, pandangan mata akan tertuju pada satu makam yang tepat berada di depan gapura TPU tersebut. Makam itu dipagar dan dikelilingi dinding warna kuning beratapkan seng. Batu nisannya terbuat dari kayu bulian warna merah tua dan marmer biru.

Ya, makam inilah tempat bersemayamnya jenazah Nyimas Rahima atau lebih popular dengan gelar Putri Ayu. Nyimas Rahima merupakan cucu raja Raden Mahmud yang memiliki wajah cantik dan ilmu agama yang kuat.

Diceritakan Salmah, salah seorang penjaga atau juru kunci makam Putri Ayu, sebelumnya Putri Ayu dikuburkan di kawasan Benteng atau berdekatan dengan Masjid Al Falah Kota Jambi. Pada 1980, baru makam tersebut dipindahkan. “Makam Putri Ayu sudah sering dipindah-pindahkan. Diperkirakan Putri Ayu tersebut meninggal sudah enam abad yang lalu,” ujarnya.

Makam Putri Ayu banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah. Dari Provinsi Jambi, Malaysia, Thailand, Singapura, hingga Eropa.

Maksud kedatangan mereka beragam, mulai dari minta keturunan, diberikan kesehatan badan, bernazar serta meminta jodoh. “Saya hanya bisa memberikan petunjuk dan arahan saat memanjatkan doa, tetapi semuanya tetap yang menentukan maha kuasa,” ujar Sopia (56), penjaga makam lainnya menambahkan.

Sejak makam dipindahkan di Putri Ayu, ada tiga penjaga makam yang merupakan bagian dari keluarga Putri Ayu. “Sebelumnya penjaga makam ini adalah Rogaya, Zainab, Fatimah, Mina serta Nur, semuanya sudah meninggal dunia. Untuk saat ini barulah saya yang menjaga makam, saya keturunan yang ke lima,” ujar Sopia.

Sebenarnya, kata Sopia, tidak ada keistimewaan dari makam Putri Ayu. “Saya juga terkejut kenapa sampai begitu terkenal. Tapi, memang sebagian besar masyarakat telah diberikan hasil sesudah mengunjungi makam ini,” ungkapnya.

Sejak Sopia menjaga dan merawat makam tersebut, hampir setiap hari ada saja warga yang datang. “Lima orang di hari biasa. Di bulan-bulan tertentu bisa lebih ramai,” ujarnya.

Makam Putri Ayu terus dirawat dan dibersihkan. Ahmad (53), ditugasi untuk membersihkannya. Makam tetap terawat juga berkat sumbangan nazar dari yang datang, seperti membuatkan pagar, memasang marmer hingga atapnya. “Setiap permintaan mereka dikabulkan makam ini diberikan sumbangan untuk direnovasi,” bebernya.

Selain uang, ada juga yang datang memberikan ayam, kambing, dan keperluan lainnya. “Hasil sedekah tersebut, kita bagi-bagi untuk penjaga dan perawat makam ini,” tandasnya.(*)

Tinggalkan komentar